Posted by : Unknown
Jumat, 26 Agustus 2016
yos minna kali ini mimin akan membahas sedikit tentang komunitas muslim dan beberapa sejarah nya diblog mimin,semoga bermanfaat ya :) dan sumbernya ini berasal dari wikipedia dan beberapa sumber lain nya :)
kita lihat dulu sejarahnya disana :
Hubungan Islam dengan Jepang ini masih terbilang belia jika
dibandingkan hubungan agama ini dengan negara-negara yang lain di
seluruh dunia.
Tidak terdapat sebuah hitungan yang nyata tentang hubungan-hubungan
antara agama Islam dengan Jepang atau cerita sejarah tentang Islam di
Jepang melalui penyebaran agama, kecuali beberapa hubungan tersembunyi
antara penduduk-penduduk Jepang dengan orang-orang Muslim dari negara
lain sebelum tahun 1868.
Agama Islam diketahui untuk pertama kali oleh penduduk Jepang pada
tahun 1877 sebagai sebagian pemikiran agama barat dan pada sekitar tahun
itu, kehidupan Nabi Muhammad diterjemahkan dalam bahasa jepang.
Ini membantu agama Islam menempatkan diri dalam pemikiran intelek orang
Jepang, tapi hanya sebagai satu pengetahuan dan pemikiran.
Lagi satu hubungan yang penting dibuat pada tahun 1890 ketika Turki
Usmaniyah mengirim utusan yang menumpang sebuah kapal yang dinamakan
"Ertugrul" ke Jepang untuk tujuan menjalin hubungan diplomatik antara
kedua negara serta untuk saling memperkenalkan orang Muslim dan orang
Jepang. Kapal itu yang membawa 609 orang penumpang dalam pelayaran
pulang ke negara mereka tenggelam dengan 540 penumpang tewas.
Dua orang Jepang Muslim pertama yang diketahui ialah Mitsutaro
Takaoka yang memeluk Islam pada tahun 1909 dan mengambil nama Omar
Yamaoka setelah menunaikan haji di Mekah, serta Bumpachiro Ariga yang
pada masa yang lebih kurang sama telah pergi ke India untuk berdagang
dan kemudian memeluk Islam di bawah pengaruh orang-orang Muslim di sana
serta mengambil nama Ahmad Ariga. Bagaimanapun, kajian-kajian ini telah
membuktikan bahwa seorang Jepang yang dikenali sebagai Torajiro Yamada
mungkin merupakan orang Jepang Muslim yang pertama ketika ia melawat
negara Turki disebabkan turut berduka cita dengan korban tewas dalam
kecelakaan maut Ertugrul. Dia mengambil nama Abdul Khalil dan mungkin
pergi ke Mekah untuk naik haji.
Bagaimana pun, kehidupan komunitas Muslim yang benar tidak bermula
sehingga beratus-ratus pelarian Muslim Turki, Uzbekistan, Tajikistan,
Kirghizstan, Kazakhstan dan Tatar Turki yang lain dari Asia Tengah dan
Rusia, pengaruh Revolusi Bolshevik semasa Perang Dunia I. Orang-orang
Muslim ini yang diberikan perlindungan di Jepang menetap di beberapa
pelabuhan utama di sekitar Jepang dan mendirikan komunitas-komunitas
Islam. Segelintir orang Jepang memeluk Islam melalui hubungan mereka
dengan orang-orang Muslim ini.
Dengan pembentukan komunitas-komunitas Muslim ini, beberapa buah
masjid telah didirikan. Masjid yang paling penting di antaranya ialah
Masjid Kobe yang didirikan pada tahun 1935, dan Masjid Tokyo yang
didirikan pada tahun 1938. Bagaimanapun, orang Jepang Muslim tidak
mengambil bagian dalam pengelolaan masjid-masjid ini dan tidak terdapat
orang Jepang yang menjadi imam, dengan pengecualian Syaikh Ibrahim
Sawada, imam pada Ahlulbayt Islamic Centre di Tokyo
muslim jepang masa kini :
Masyarakat Muslim
di Jepang, beberapa waktu lalu tersinggung dengan stigma negatif,
ketika polisi menuduh warga Muslim yang teridentifikasi sebagai
"teroris".
Meskipun kesulitan yang dihadapi oleh kaum Muslim di Jepang, termasuk citra negatif atas Islam dan Muslim terutama setelah 9/11, ditambah dengan sulitnya menemukan makanan halal, jumlah masjid yang masih sedikit, namun jumlah umat Islam di negeri matahari terbit itu meningkat dari hari ke hari.
"Terorisme adalah aktivitas yang tidak diterima Islam," kata Yenturk yang juga direktur Tokyo Camii, sebuah lembaga yang berfungsi sebagai pusat budaya Islam.
Meskipun kesulitan yang dihadapi oleh kaum Muslim di Jepang, termasuk citra negatif atas Islam dan Muslim terutama setelah 9/11, ditambah dengan sulitnya menemukan makanan halal, jumlah masjid yang masih sedikit, namun jumlah umat Islam di negeri matahari terbit itu meningkat dari hari ke hari.
"Terorisme adalah aktivitas yang tidak diterima Islam," kata Yenturk yang juga direktur Tokyo Camii, sebuah lembaga yang berfungsi sebagai pusat budaya Islam.
![]() |
suasana shalat di salah satu tempat di jepang |
"Saya sendiri dan banyak umat Islam di Jepang mencintai negeri ini dan
menganggapnya sebagai rumah kami. Mengapa kami menghancurkan rumah kami
sendiri?" tanya Ihsan Bhai, anggot pendiri Islamic Circle of Japan.
Meskipun Islam dianggap agama terbesar kedua setelah Kristen, jumlah Muslim Jepang masih kecil dibandingkan dengan di AS, di mana 2.454.000 muslim hidup atau di Inggris di mana sekitar 1.647.000 Muslim, menurut laporan Pew Research center pada tahun 2009. Menurut penelitian yang dilakukan Hirofumi Tanada, profesor ilmu kemanusiaan di Universitas Waseda Tokyo mengatakan, ada 58 masjid di Jepang pada April 2009, dau lagi baru didirikan baru-baru ini, hingga totalnya 60 masjid.
Selain masjid, menurutnya, terdapat lebih dari 100 mushola atau tempat-tempat sholat sementara yang tersebar di seluruh negeri.
Tanada menjelaskan, Islam masuk ke Jepang sekitar awal tahun 1920-an, ketika ratusan Muslim Turki beremigrasi dari Rusia setelah Revolusi Rusia 1917.
Pada akhir 1930-an ada sekitar 1.000 Muslim dari berabagai asal-usul, kata Tanada. Gelombang berikutnya datang pada 1980-an, ketika gelombang pekerja migran dari Iran, Pakistan dan Bangladesh datang, secara signifikan meningkatkan populasi Muslim.
"Saya percaya perhatian masyarakat akan Islam terus meningkat," kata Tanada.
Tanada yang telah melakukan penelitian terhadap banyak komunitas Muslim di Jepang, menambahkan, ada beberapa faktor membantu peningkatan jumlah populasi Muslim di Jepang, termasuk pertukaran mahasiswa di Jepang dengan universitas lain di beberapa negeri Muslim, disamping migrasi para pemilik usaha dan pekerja Muslim yang telah menyebarkan Islam.
"Ada banyak orang Islam yang telah menikah dan menetap dengan keluarga mereka di Jepang, dan mereka ingin memperdalam pertukaran dengan komunitas mereka. Dan mereka ingin lebih banyak lagi orang memahami agamanya," tandas Tanada.
Lambat laun dunia akan menyaksikan Islam benar-benar akan menyinari seluruh pelosok negeri, insya Allah di bawah naungan Khilafah. Paling tidak hal ini juga diamini oleh salah seorang intelektual Muslim Jepang yang sudah tak asing lagi di Indonesia, yakni Hasan Ko Nakata.
Di depan seratus ribu peserta Konferensi Khilafah pada 2007 lalu ia berbicara tentang Islam dan Khilafah dalam bahasa Jepang. Ko Nakata dengan tegas menyatakan "Saatnya Khilafah memimpin dunia!". Semua ini semakin menambahkan keyakinan bahwa Islam akan meliputi seluruh dunia, termasuk Jepang, insya Allah di bawah naungan Khilafah.
Dalam Sehari, 10 Warga Negara Jepang Masuk Islam
Dr Zakaria Ziyad, kepala Lembaga Kaum Muslimin (LKM), di Jepang mengungkapkan, Islamic Center yang terletak di ibukota Jepang, Tokyo tengah merintis pendirian sekolah Islam pertama di Jepang. Ia menambahkan, sebagian data statistik menunjukkan, dalam sehari, sekitar 10 WN Jepang masuk Islam. Dalam wawancaranya dengan surat kabar ‘Khaleej’ yang terbit di Emirat, Ziyad, mengatakan, saat ini telah dibeli sebidang tanah di dekat Masjid Terbesar di Tokyo. Rencananya akan didirikan sebuah sekolah di areal tersebut. Ziyad, yang mengajar sebagai dosen di Tokyo University dan juga ketua Ikatan Mahasiswa Muslim (IMM) di Jepang menyiratkan, kaum Muslimin di Jepang selalu ragu-ragu untuk membangun masjid. Akibatnya, di seantero Jepang baru ada sekitar 50 buah masjid saja yang harus melayani ribuan kaum Muslimin. Padahal, konstitusi Jepang menyatakan tidak ikut campur dalam permasalahan keyakinan agama.
Sayangnya, kaum Muslimin masih tidak mampu untuk mendirikan masjid, yang sebetulnya merupakan pintu penting untuk menjaga identitas Islam dan kaum Muslimin di Jepang. Ziyad menyebutkan, di antara masjid paling menonjol yang ada di negeri itu adalah masjid ‘Nagoya’ yang didirikan oleh Kementerian Wakaf, Uni Emirat Arab. Pendiriannya saat itu menelan biaya sebesar 1,5 juta Dolar AS yang didesain dengan gaya arsitektur tercanggih. Selain itu, ada juga masjid Besar Tokyo dan Osaka.
Meskipun Islam dianggap agama terbesar kedua setelah Kristen, jumlah Muslim Jepang masih kecil dibandingkan dengan di AS, di mana 2.454.000 muslim hidup atau di Inggris di mana sekitar 1.647.000 Muslim, menurut laporan Pew Research center pada tahun 2009. Menurut penelitian yang dilakukan Hirofumi Tanada, profesor ilmu kemanusiaan di Universitas Waseda Tokyo mengatakan, ada 58 masjid di Jepang pada April 2009, dau lagi baru didirikan baru-baru ini, hingga totalnya 60 masjid.
Selain masjid, menurutnya, terdapat lebih dari 100 mushola atau tempat-tempat sholat sementara yang tersebar di seluruh negeri.
Tanada menjelaskan, Islam masuk ke Jepang sekitar awal tahun 1920-an, ketika ratusan Muslim Turki beremigrasi dari Rusia setelah Revolusi Rusia 1917.
Pada akhir 1930-an ada sekitar 1.000 Muslim dari berabagai asal-usul, kata Tanada. Gelombang berikutnya datang pada 1980-an, ketika gelombang pekerja migran dari Iran, Pakistan dan Bangladesh datang, secara signifikan meningkatkan populasi Muslim.
"Saya percaya perhatian masyarakat akan Islam terus meningkat," kata Tanada.
Tanada yang telah melakukan penelitian terhadap banyak komunitas Muslim di Jepang, menambahkan, ada beberapa faktor membantu peningkatan jumlah populasi Muslim di Jepang, termasuk pertukaran mahasiswa di Jepang dengan universitas lain di beberapa negeri Muslim, disamping migrasi para pemilik usaha dan pekerja Muslim yang telah menyebarkan Islam.
"Ada banyak orang Islam yang telah menikah dan menetap dengan keluarga mereka di Jepang, dan mereka ingin memperdalam pertukaran dengan komunitas mereka. Dan mereka ingin lebih banyak lagi orang memahami agamanya," tandas Tanada.
Lambat laun dunia akan menyaksikan Islam benar-benar akan menyinari seluruh pelosok negeri, insya Allah di bawah naungan Khilafah. Paling tidak hal ini juga diamini oleh salah seorang intelektual Muslim Jepang yang sudah tak asing lagi di Indonesia, yakni Hasan Ko Nakata.
Di depan seratus ribu peserta Konferensi Khilafah pada 2007 lalu ia berbicara tentang Islam dan Khilafah dalam bahasa Jepang. Ko Nakata dengan tegas menyatakan "Saatnya Khilafah memimpin dunia!". Semua ini semakin menambahkan keyakinan bahwa Islam akan meliputi seluruh dunia, termasuk Jepang, insya Allah di bawah naungan Khilafah.
Dalam Sehari, 10 Warga Negara Jepang Masuk Islam
Dr Zakaria Ziyad, kepala Lembaga Kaum Muslimin (LKM), di Jepang mengungkapkan, Islamic Center yang terletak di ibukota Jepang, Tokyo tengah merintis pendirian sekolah Islam pertama di Jepang. Ia menambahkan, sebagian data statistik menunjukkan, dalam sehari, sekitar 10 WN Jepang masuk Islam. Dalam wawancaranya dengan surat kabar ‘Khaleej’ yang terbit di Emirat, Ziyad, mengatakan, saat ini telah dibeli sebidang tanah di dekat Masjid Terbesar di Tokyo. Rencananya akan didirikan sebuah sekolah di areal tersebut. Ziyad, yang mengajar sebagai dosen di Tokyo University dan juga ketua Ikatan Mahasiswa Muslim (IMM) di Jepang menyiratkan, kaum Muslimin di Jepang selalu ragu-ragu untuk membangun masjid. Akibatnya, di seantero Jepang baru ada sekitar 50 buah masjid saja yang harus melayani ribuan kaum Muslimin. Padahal, konstitusi Jepang menyatakan tidak ikut campur dalam permasalahan keyakinan agama.
Sayangnya, kaum Muslimin masih tidak mampu untuk mendirikan masjid, yang sebetulnya merupakan pintu penting untuk menjaga identitas Islam dan kaum Muslimin di Jepang. Ziyad menyebutkan, di antara masjid paling menonjol yang ada di negeri itu adalah masjid ‘Nagoya’ yang didirikan oleh Kementerian Wakaf, Uni Emirat Arab. Pendiriannya saat itu menelan biaya sebesar 1,5 juta Dolar AS yang didesain dengan gaya arsitektur tercanggih. Selain itu, ada juga masjid Besar Tokyo dan Osaka.
Sejumlah masjid dan mushalla yang
ada di Jepang kekurangan imam dan para khatib yang seharusnsya dapat
memberdayakan kaum Muslimin Jepang dan mengenalkan kepada mereka
prinsip-prinsip agama. Kebanyakan Dai kaum Muslimin yang dikirim
negara-negara Arab dan Islam tidak menguasai bahasa Jepang. Zakaria
mengingatkan, negeri Sakura tersebut amat memerlukan seorang Mufti yang
bersedia tinggal di tengah kaum Muslimin di Jepang agar dapat memberikan
fatwa agama yang benar kepada mereka.
Ia mengatakan, semua orang akan mengenal seberapa besar problematika yang dihadapi manakala mengetahui bahwa jumlah imam yang ada saat ini di Jepang tidak lebih dari 5 orang saja.!! Ia menyebutkan, salah satu organisasi Islam di Jepang telah membeli sebidang tanah di dekat ibukota Jepang, Tokyo. Di atas tanah itu, didirikan sejumlah pekuburan yang sedianya menjadi tempat kaum Muslimin yang meninggal dunia dikuburkan secara gratis. Hal ini, mengingat harga tanah di Jepang amat mahal. Demikian pula, dapat menguburkan kaum Muslimin sesuai dengan syariat mereka. Sebab orang-orang Jepang membakar jenazah orang-orang yang meninggal dunia di kalangan mereka. Zakaria mengimbau kepada negara-negara Arab dan Islam agar membantu kaum Muslimin Jepang dengan mengirimkan para Dai yang bekerja menyebarkan pengetahuan Islam.
Dalam waktu yang sama, ia juga meminta yayasan-yayasan dakwah Islam besar untuk meningkatkan kerja kerasnya di Jepang. Hal ini mengingat negeri matahari itu dinilai sebagai ladang yang subur untuk penyebaran dakwah Islam. Ziyad mengatakan, masyarakat Jepang tidak menyimpan rasa benci terhadap Islam ataupun kaum Muslimin. Belum pernah terjadi, ada seorang Muslim yang mengalami kesulitan atau masalah, baik ia seorang WN pribumi Jepang maupun warga pendatang. Ia menyiratkan, pemerintah dan rakyat Jepang memberikan kaum Muslimin kebebasan total dalam menjalankan syiar agama mereka. Ia juga mengatakan, Islam masuk ke Jepang sudah sejak 200 tahun lalu melalui para pedagang Muslim.
Ia mengatakan, semua orang akan mengenal seberapa besar problematika yang dihadapi manakala mengetahui bahwa jumlah imam yang ada saat ini di Jepang tidak lebih dari 5 orang saja.!! Ia menyebutkan, salah satu organisasi Islam di Jepang telah membeli sebidang tanah di dekat ibukota Jepang, Tokyo. Di atas tanah itu, didirikan sejumlah pekuburan yang sedianya menjadi tempat kaum Muslimin yang meninggal dunia dikuburkan secara gratis. Hal ini, mengingat harga tanah di Jepang amat mahal. Demikian pula, dapat menguburkan kaum Muslimin sesuai dengan syariat mereka. Sebab orang-orang Jepang membakar jenazah orang-orang yang meninggal dunia di kalangan mereka. Zakaria mengimbau kepada negara-negara Arab dan Islam agar membantu kaum Muslimin Jepang dengan mengirimkan para Dai yang bekerja menyebarkan pengetahuan Islam.
Dalam waktu yang sama, ia juga meminta yayasan-yayasan dakwah Islam besar untuk meningkatkan kerja kerasnya di Jepang. Hal ini mengingat negeri matahari itu dinilai sebagai ladang yang subur untuk penyebaran dakwah Islam. Ziyad mengatakan, masyarakat Jepang tidak menyimpan rasa benci terhadap Islam ataupun kaum Muslimin. Belum pernah terjadi, ada seorang Muslim yang mengalami kesulitan atau masalah, baik ia seorang WN pribumi Jepang maupun warga pendatang. Ia menyiratkan, pemerintah dan rakyat Jepang memberikan kaum Muslimin kebebasan total dalam menjalankan syiar agama mereka. Ia juga mengatakan, Islam masuk ke Jepang sudah sejak 200 tahun lalu melalui para pedagang Muslim.
Sebagian WN pribumi
Jepang yang masuk Islam di luar negaranya kembali ke sana menyebarkan
Islam. Jumlah kaum Muslimin dari WN pribumi Jepang ada sekitar 100.000
ribu orang. Sedangkan kaum Muslimin non WN asli Jepang dari kalangan
pendatang yang tinggal di Jepang mencapai 150.000 orang Muslim.
Sedangkan mengenai aktifitas LKM dan IMM di sana, Zakaria mengatakan,
lembaga itu didirikan untuk mengurusi permasalahan kaum Muslimin di
Jepang. Sedangkan IMM didirikan tahun 1960 dengan tujuan memperhatikan
para mahasiswa Muslim yang belajar di Jepang.
sekian info dari mimin dan kalau ada yang mau nambah atau kasih saran silahkan tinggalkan komentarnya :)
-sumber diambil dari wikipedia dan lain nya-
sekian info dari mimin dan kalau ada yang mau nambah atau kasih saran silahkan tinggalkan komentarnya :)
-sumber diambil dari wikipedia dan lain nya-